Rabu, 16 Desember 2009

IBUKU SANDARAN HIDUPKU

.

Di suatu malam pada tanggal 22 April 1993 tepat ibuku melahirkanku. Melahirkan dengan sekuat tenaga dan penuh dengan kasih sayang. Meskipun sakit mendera, tetapi ibuku dengan penuh suka cita menanti kehadiranku. Aku teringat ucapan ibu ketika ibu sedang bekerja di Surabaya, dia sedang hamil besar rela membawaku yang ada dalam kandungan kesana kemari. Seakan tak rela jika aku disakiti oleh siapapun.

Dulu waktu aku TK sampai SD kelas 3 aku selalu menunggu ibu di kantor sampai pulang kerja, dasar nakal diriku gara-gara main tidak tahu arah sampai terluka tanganku. Aku juga ingat dulu waktu pertama kali aku masuk rumah sakit gara-gara minum minyak tanah, malam-malam ibu pergi ke rumah sakit menggendongku, tanpa lelah dan hanya bisa menangis sedih. Teringat sebersit dari mataku air matamu jatuh dari kelopak matamu yang indah, seraya berkata “jangan lukai anakku dengan jarum itu, lebih baik aku saja yang kau infuse”. Dan setelah itu aku kehilangan raut wajahnya, aku sering sekali masuk rumah sakit karena penyakitku yang sering kambuh, namun Alhamdulillah penyakit typus itu sudah hilang. Sering pula engkau menangis karena tak tega aku masuk rumah sakit, engkau selalu menemaniku setiap saat.

Teringat pada saat aku SMP kelas 3 dulu, engkau marah-marah karena aku ketahuan pacaran. Aku menangis tak henti-hentinya di pangkuanmu untuk meminta maaf. Engkau membalas semua itu dengan tangisan namun tak memarahiku, hanya memberiku petuah dan membalai lembut diriku. Aku yang terlarut dalam kesalahan, maafkan aku ibu, tapi aku tahu kau melarangku karena ingin aku serius dalam belajar menggapai cita-citaku terlebih dahulu. Ketika engkau pergi karena ada tugas ke luar kota, aku sangat kesepian sehari tanpamu bagai setahun lamanya. Tak ada yang menyambutku ketika pulang sekolah, menemaniku saat aku tidur. Sampai saat setelah 5 hari ibu pergi, di depan rumahku ada bendera warna putih. Astaghfirullah, pada saat itu aku tidak bisa bergerak, kaget dan hanya diam. Aku kira itu ibu, sampai di rumah, Alhamdulillah yang meninggal bukan ibuku melainkan tetanggaku. Aku sangat senang karena ibuku masih diberi kesehatan. Sampai waktu ibu pulang aku langsung mencium tangannya, memeluknya dan mencium wajahnya. Dan aku berkata “ibu kok lama sech, aku kangen”, Ibuku tersenyum dan menjawab “ ya..karena tugasnya baru selesai nak..!!”. Oh ibu bahagianya aku saat itu ketika melihatmu. Aku ingin sellau bersamamu Ibu, engkau selalu berikan yang terbaik untuk aku. Setiap engkau lelah, saat tertidur aku menciummu kemudian tidur di sebelahmu dan memelukmu. Engkau cantik sekali ibuku dan hanya ku ungkapkan dalam hati. Meskipun engkau tidur tapi kasih sayangmu selalu ada setiap saat. Sering aku mengecewakanmu ibu, saat aku capek aku tak menuruti perintahmu, terkadang aku membantahmu merasa perkataanku lebih benar, tapi ternyata aku salah, salah besar. Pelan-pelan aku menyakiti hatimu, tapi engkau dengan tulus memaafkanku, dan memberikan cerita tentang pengalaman hidupmu kepadaku.

Aku terkadang ingin menjadi bayi lagi yang setiap hari bisa berada di dekatmu, melihat wajahmu yang tersirat senyum manis dari bibirmu. Aku bahagia melihat semua itu. Tapi semakin hari aku semakin tumbuh besar dan sampai aku sekarang duduk di bangku SMA, yang sebentar lagi akan meninggalkanmu untuk menuntut ilmu. Aku selalu berfikir, bagaimana aku nanti yang setiap hari tak ada ibu, tak ada yang member petuah lagi ketika aku berbuat kesalahan, tak ada yang mengetahui apa seleraku, makanan kesukaanku kecuali ibu. Ketika aku di sekolah aku selalu merindukanmu, sampai-sampai setelah pulang sekolah aku ke kantor ibu dan menemani ibu menyelesaikan pekerjaan dan ibu dengan senyumnya menjemputku di depan untuk masuk.

Ibu engkau begitu menyayangiku, merelakan waktu hanya untukku, merelakan nyawamu ketika aku sakit. Aku pun juga tak rela jika engkau sakit, aku tidak tega karena aku tahu kau tegar, kau hebat ibuku. Tak ada orang yang hebat dimataku kecuali engkau. Ibu akankah kau meningalkanku? Disaat aku belum bisa membahagiakanmu? Disaat aku belum bisa memberikan yang terbaik untukmu? Jangan kau tinggalkan aku ibu, aku ingin mempersembahkan yang terbaik untukmu, meskipun aku tahu semua itu tak akan bisa membalas semua yang kau berikan kepadaku. Tapi aku akan berusaha sekuat tenaga dengan fikiranku, aku ingin membahagiakanmu hari ini sampai kau menjalani hari-hari tuamu. Terima kasih engkau telah merawatku hingga aku menjadi seperti sekarang ini, seperti yang kau lihat.

…I LOVE YOU MOM…

0 comments